Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Amin Muchtar, Kamis, 23 April 2020 Kiat-kiat meraih berkah Ramadhan ditengah pand...
Rangkuman tanya jawab kajian Dialog Islam sore bersama Ust Amin Muchtar, Kamis, 23 April 2020
Kiat-kiat meraih berkah Ramadhan ditengah pandemi
Allah SWT telah memberikan janji bhw di bulan Ramadhan ini ada berjuta kebaikan, manfaat dan berkah yg dpt kita raih. Tinggal keyakinan kita, apakah dfn Ramadhan yg demikian banyak faailitas kebaikannya, saat skrng musim pandemi, apakah nilai kebaikan itu terdiskon atau nilai keutamaannya terkurangi, maka akan kembali pd mindset atau cara pandang kita.
Corona apakah akan kita posisikan sebagai sesuatu yg positif atau negatif, tergantung pd mindset kita. Sekiranya corona ini akan kita kelola menjadi sesuatu yg positif, paling tdk dgn corona ini akan menjadi evaluasi akan adanya banyak kekurangan. Seperti sistem lockdown,, apa kurikulumnya? Jika tsk di musim pandemi kita tdk akan pernah tahu, krn blm.pernah terjd sebelumnya,, lalu bumi juga bs beristirahat dari segala hiruk pikuknya, sehingga dgn berkuramgnya kegiatan di banyak lini,, emisi/polusi banyak berkurang, yg konon lubang ozon mengecil dan mungkin bisa tertutup kembali. Sehingga sinar matahari yg sampai ke bumi menjadi aman dan sehat kembali bagi manusia.
Beragam kebaikan di bulan Ramadhan, fasilitas kemudahan yg Allah berikan juga rahmat yg demikian melimpah, tdk akan pernah terinterupsi dgn adanya pandemi, tdk akan pernah terdiskon krn adanya corona, karenanya semuanya dikembalikan kpd kita, bgmn di bulan Ramadhan yg pnh berkah, pnh kebaikan di tengah pandemi ini kita hrs semakin cerdas di dlm memgelolanya.
Semua tergantung mindset set kita, apakah negatif thinking atau posistif thinking, akan mempengaruhi seberapa besar kebaikan yg akan kita raih di era corona di bulan Ramadhan ini.
Kita sendiri yg harus siap bangkit menuju zona kemenangan Ramadhan.
*Tanya*
Jum'at diganti dgn sholat dhuhur, apakah bisa sholat dhuhur berjamaah dgn istri?
*Jawab*
Sholat dhuhur tdk ada masalah/sah dikerjakan munfarid ataupun berjamaah dgn perempuan.
Jika di rmh tdk ada teman utk melaksanakan sholat jum'at, boleh diganti dgn dhuhur berjamaah dgn istri, tp jika di rmh msh ada anggota klrg yg lelaki, bisa dilaksanakan sholat jumat di rmh.
*Tanya*
Jika saya menyimpan dan mengumpulkan zakat tijaroh, misal dlm sebulan tp blm dibayarkan, bolehkah jika saya sdng membutuhkannya utk modal, meminjam uang zakat itu utk sementatara nanti diganti lagi?
*Jawab*
Walaupun kita sdh mengumpulkan dan meniatkan membayar zakat, baru disebut zakat jika sdh timbang terima dgn mustahik, atau dititipkan ke amil, selanjutnya lenyerahannya diserahkan ke amil zakat.
Tetapi jika disimpan sendiri di rmh, baru disebut akan berzakat, oleh karenanya msh berhutang, krn zakatnya belum dibayarkan.
Sebaiknya zakat tijaroh jgn ditunda2, krn nantinya akan tercampur, krn sekecil apapun zakat, hrs segera ditunaikan. Diibaratkan zakat itu daki yg melekat ke tubuh,, jika ditunda2, berati kotoran daki msh melekat dlm tubuh kita.
*Tanya*
Bagaimana menyikapi soal physical distancing, ada kesan berlaku ketika sholat berjamaah saja, tapi dipasar.....?
*Jawab*
1.Yg harus kita bangun adalah kerangka berpikirnya, apa yg dilakukan oleh pemerintah ttng protokol kesehatan dgn protokol syariah, semangatnya hrs semangat bersanding jgn ditanding.
2. Sekiranya seorng pemimpin dianggap tdk legitimate, kebijakan apapun tdk akan dipercaya, apalagi yg tdk mendukungnya.
Oleh krn itu, protokol syariah diadakan itu dlm kerangka bersanding, tdk boleh ada peraturan pemerintah atau peraturan jam'iyah yg ikut campur memgatur urusan ibadahnya, tetapi protokol itu dlm kerangka menjaga kesehatan jasadiyah, sementara agama mengatur protokol kesehatan syariah.
Inilah yg tdk mudah utk membangun kesatuan cara pandang di masyarakat.
*Misal*, salah satu daerah zona kuning,, berdasarkan panduan Dewan Hisbah, maka di daerah itu bisa dilaksanakan kegiatan apapun tetapi protokol kesehatan tetap dijaga dan disediakan dlsb.
Lalu pemerintah setempat pny pandangan, walau zona kuning, krn pandemi di daerah itu berpotensi besar, maka dikeluarkan himbauan, *tdk sholat jum'at di masjid* Catatannya yg diatur adlh mslh tempat bkn dilarang jum'atan atau dikarang sholat berjamaah. Kita menterjemahkannya scr salah,, krn disangkanya jd tsk ada jum'atan. Krn qoyyim di masjid meski berdua msh bs melaksanakan jum'atan dan tdk ada ketentuan yg dilanggar.
Disini pentingnya PR antara kebijakan dan panduan di lapangan, jika tdk ada PR yg baik, semua akan berjalan kacau.
Semua kuncinya ada pd komunikasi dan koordinasi.
*Tanya*
Kaitan dgn pelaksanaan sholat jum'atan dmn ada anjuran utk tdk melamgkahi pundak2 jamaah. Apakah kondisi dulu dgn skrng sama, yaitu jamaah ambil shaf patukang2? 😊
*Jawab*
Dulu semangatnya "pahareup-hareup" hanya datangnya belakangan/terlambat, krn kebanyakan jamaah adalah pedagang, sehingga dtng ke masjidnya terlambat, tp semangatnya ingin di depan, sehingga mengibas2 bahu orng lain agat bisa ke depan..
Itulah larangan kita mengibas2 bahu jamaah yg sdh lbh dulu dtng agar bisa di shaf depan.
*Tanya*
Bolehkan sholat Idul Fitri di masjid disaat pandemi skrng ini?
*Jawab*
Dewan Hisbah ada semacam fatwa, ketika tdk mngkn di lapang sholat Iednya, maka bisa di rumah. Tp syiarnya jd tdk ada. Jd bisa dibuat sholat Ied berskala kecil di bbrp titik. Tp jika sdh sangat tdk boleh,, bisa dilaksanakan di halaman rmh yg agak luas.
Sprt yg pernah dilakukan oleh Anas bin Malik, dmn tempat pelaksanaan sholat Ied ckp jauh dari rumahnya, sehingga Anas bin Malik melaksnakan sholat Ied di rmhnya bersama anak cucunya yg berjumlah 80 orng.
Sekiranya dimungkinkan krn memiliki rmh besar, bisa melaksanakan sholat Ied di rmh, tp jika rmhnya kecil jd hilang syiarnya, jd lbh baik tdk ada.
Inilah solusi sholat Ied di tengah pandemi krn syiar tetap wajib ditegakkan
*Tanya*
Seandainya pemerintah menetukan 2° sdngkn Persis tetap istiqomah pd 4°, lebih gak ikut pemerintah mulai shaumnya?
*Jawab*
Pemerintah bkn masalah derajat, tp sesuai rukyat aktual, dimana hilal itu ada *Hilal matematis* *Hilal realistis* *Hilal politis*
2° sdh tdk diakui scr science krn terlalu pendek, yg modern itu 4°, yg sdh jd standar internasional.
2° walau scr sains msh dibwh, tp krn masih kesepakatan Mabim 4 negara, msh dipertahankan, inilah yg disebut hilal politis. Maka yg menetukan bukan 2° nya tp waktu maghrib nanti ada yg melihat atau tdk, yg bisa dipertanggungjawabkan, maka akan ditetapkan jum'at.
Yg jd acuan Persis bkn mengikuti pemerintah, tp tradisi ilmiah, atas dasar keilmuan bkn atas dasar ingin sama dgn pemerintah.
______________
Mari kita berinvestasi akhirat
dengan program wakaf untuk
pembangunan dan sarana pendidikan
Salurkan Dana Dakwah Anda ke:
REK BRI 0886.01.032045.53.7 an Yayasan Dialog Islam
COMMENTS